Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Tarian dari Jawa Timur

  1. Tari Gandrung Banyuwangi     Tari Gandrung Banyuwangi  adalah tari daerah yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur. Kata Gandrung sendiri berarti terpesona, yaitu menggambarkan rasa pesona masyarakat Banyuwangi terhadap  Dewi Sri  atau Dewi Padi yang telah membawa kesejahteraan kepada masyarakat. Oleh karena itulah maka tari Gandrung Banyuwangi ini dahulu biasa dibawakan setelah panen raya. Tarian Gandrung Banyuwangi merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya jawa dan Bali. Tari Gandrung dilakukan oleh seorang wanita penari profesional yang menari bersama tamu (terutama pria) yang disebut dengan istilah pemaju Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga m...

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno  terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gunung gunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat subur.   Kerajaan Mataram Kuno atau juga yang sering disebut Kerajaan Medang merupakan kerajaan yang bercorak agraris. Tercatat terdapat 3 Wangsa (dinasti) yang pernah menguasai Kerajaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isyana. Wangsa Sanjaya merupakan pemeluk Agama Hindu beraliran Syiwa sedangkan Wangsa Syailendra merupakan pengikut agama Buddha, Wangsa Isyana sendiri merupakan Wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sindok     Wangsa Sanjaya berakhir pada masa Rakai Sumba Dyah Wawa. Berakhirnya Kepemerintahan Sum...

Ponsel Baru

     Matahari yang terik menemani suasana di sekolah. Uangku sekarang tersisa tinggal 2000 rupiah. Hal ini karena aku banyak beli minuman penyejuk tenggorokan, seperti es teh seduh. Kertas yang seharusnya digunakan untuk mencatat pelajaran, malah dibuat kipas agar tidak gerah.    Tiba-tiba Bu guru masuk kelas, beliau bernama Bu Mira. Semua siswa kelas XI di sini semuanya mengenal Bu Mira, karena beliau terkenal sangat disiplin. Setiap guru pasti mengenal siswa yang pandai ataupun yang bandel, dan Aku termasuk. Bu Mira mengajar Bahasa Indonesia, hampir tiap hari memberi PR.    Aku sengaja menengadahkan pandanganku ke meja dan menempelkan keningku di tangan karena sudah tidak kuat lagi,   “Aldi!”, Aku langsung terkejut dan langsung menghadap ke papan tulis. “Perhatikan ke sini, jangan malah molor sebentar lagi ulangan loh”, Bu Mira melotot kepadaku. “I..iya bu maaf”, Aku langsung menundukan kepala. “Kalau besok kamu nilainya jelek, akan Ibu sur...