Langsung ke konten utama

Ponsel Baru

 

   Matahari yang terik menemani suasana di sekolah. Uangku sekarang tersisa tinggal 2000 rupiah. Hal ini karena aku banyak beli minuman penyejuk tenggorokan, seperti es teh seduh. Kertas yang seharusnya digunakan untuk mencatat pelajaran, malah dibuat kipas agar tidak gerah.

   Tiba-tiba Bu guru masuk kelas, beliau bernama Bu Mira. Semua siswa kelas XI di sini semuanya mengenal Bu Mira, karena beliau terkenal sangat disiplin. Setiap guru pasti mengenal siswa yang pandai ataupun yang bandel, dan Aku termasuk. Bu Mira mengajar Bahasa Indonesia, hampir tiap hari memberi PR.

   Aku sengaja menengadahkan pandanganku ke meja dan menempelkan keningku di tangan karena sudah tidak kuat lagi,  “Aldi!”, Aku langsung terkejut dan langsung menghadap ke papan tulis. “Perhatikan ke sini, jangan malah molor sebentar lagi ulangan loh”, Bu Mira melotot kepadaku. “I..iya bu maaf”, Aku langsung menundukan kepala. “Kalau besok kamu nilainya jelek, akan Ibu suruh mencabut rumput di halaman belakang sampai bersih”, Bu Mira masih melotot kepadaku.

   Lalu, bel sekolah berbunyi tetapi aku masih disekolahan karena hari ini Aku piket. “Di..abis ini kamu mau ngapain?”, tanya Doni sambil menyapu lantai. “Main game lah, emangnya kenapa?”, jawab Aku. “Lo nggak belajar? Kita cuma ada punya waktu dua hari doang loh”. Tiba-tiba Ayu langsung sahut “iya...tau orang kaya mah nggak perlu belajar, pasti ada trik biar nilainya bagus nih...”. Aku tidak paham apa yang Ayu katakan tadi, tetapi Doni terlihat nyengir sambil membalikkan badannya.

  

   Hari Sabtu Aku pastikan untuk menghabiskan waktu bermain game daring. Kebetulan Ayahku sedang berada di Jakarta ada keperluan pekerjaan dan Ibuku sedang ke Maos di rumah kedua dan menginap di rumah saudaranya untuk beberapa hari kedepan, dan Aku bersama adikku yang saat ini kelas VII yang berada di rumah utama di Adipala ini. Entah kenapa meskipun hari libur adikku tetap gemar belajar, meskipun dia laki-laki biasa dan dia juga bukan pro kutu buku.

   “Abang, emang nggak bosan main game terus, ponselnya kasian tuh dipijitin mulu”, sindir Dedi adikku. “Ya..biarin orang aku belum selesai, bilang aja kamu iri”, jawab aku. “Ih....siapa bilang, aku nggak nafsu permainan nggak kayak abang saking nafsunya kaya orang sedang lapar”, sahut adikku. “Kamu, masuk kamar sekarang, atau abang sobek bukumu”, emosiku hampir tidak bisa terbendung lagi. “Iya deh iya”.

   Tidak terasa aku bermain terlalu lama, yaitu sekitar 5 jam dan sekarang jam 23:00. Mataku sudah mulai lelah dan kuletakan di meja ruang keluarga. Lalu, kulihat kamar adikku dan dia sudah tertidur lelap dan Aku belum sempat membuka perpesanan whatsapp lalu Aku menutup korden serta mematikan lampu dan tidur.

   Pagi ini Aku memutuskan pergi ke Sodong, yaitu salah satu pantai di Adipala, yang katanya indah. Kusakukan ponsel, uang buat makan dan minum serta mengeluarkan sepeda. “Bang, abang mau kemana? Mau bersepeda kemana?”, tanya adikku. “ke Sodong kenapa, mau ikut, nggak boleh”, jawabku. “Abang memang pelit awas yaa entar akun game Abang tak bajak biar ranknya turun”, kata Adikku. “Emang aku pelit, terus apa kamu tau kata sandinya, lagian yaa kalau benar ranknya turun abang nggak beri uang tambahan lagi”.

 

 

   Aku bersepeda pada pukul 07:00, hawa sejuk masih menyelimuti desa ini. Kabut tipis masih terlihat, akupun membuka ponselku. Terlihat notifikasi whatsapp yang banyak berisi materi UAS, tapi Aku terus abaikan dan melanjutkan bersepeda. Ketika Aku tiba di Sodong, Aku tidak menyangka bertemu kawan lamaku bernama Ari, dia terlihat lebih tinggi sekarang.

   “Hei, sudah lama yaa disini?”, tanyaku. “Nggak, barusan koh tadi”, jawab Ari. “Semenjak Aku lama tidak ke sini sudah banyak yang berubah, kayak taman dan warungnya bertambah banyak”. Lalu, Ari menjawab “Itu karena kunjungan wisatawan yang ke sini terus bertambah banyak, makanya sering keluar jangan murung terus dalam rumah”.

   Lalu, kami memutuskan memanjat gunung lewat pantai. Disitu terdapat tangga yang lumayan licin, karena tertetesi air dari atas tebing. Terus, kami menjumpai air terjun alami yang mengalir agak deras kalau hujan tiba. Kami juga melanjutkan menuju ke atas, saat melewati rute ini membutuhkan tenaga ekstra karena waktu itu kami belum sarapan. Sesampainya di atas kami melihat pemandangan laut yang indah di pandang mata.

   Jam 11 siang, Aku sudah sampai di rumah. Aku memasuki rumah dan terlihat pandangan yang luar biasa, Adikku main game daring. Lalu Aku menuju dapur, karena Aku haus. Dan ternyata Ibuku sudah pulang, dan dia langsung menghampiriku dengan raut wajah yang cenderung marah.

   “Aldi habis darimana kamu!”. Dengan lantang Aku jawab “habis refreshing emang kenapa bu”. “Kamu tau kan besok tes, TES akhir semester, tapi tidak belajar babarblas, kalau besok nilainya mlorod Ibu tidak akan beri kamu sangu”. Karena hampir setiap tes aku dimarahi seperti ini, jadinya Aku biasa aja ngga ada rasa takut “paling soalnya juga mudah, Ibu tenang aja besok aku buktikan..”. “Ohh..gitu, jadi kamu anggap itu mudah gitu, janji besok nilaimu tidak bagus, selain kamu tidak dapat sangu kamu juga harus jalan kaki ke utara alias ke sekolahanmu titik”. Terus Aku jawab “Hah? Serius bu..? lah kalau telat gimana bu?”. “Kalau nanti yang dipanggil orang tuanya, Ibu tidak akan datang”. Aku terus menjawabnya “tapi bu...”. Belum selesai Aku ngomong.

 

KARYA : (TIDAK MAU DISEBUTKAN)

TANGGAL : 26/12/2017

KELAS : XI MIPA 2

SEKOLAH : SMA NEGERI 1 MAOS

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Adipala

       Konon ceritanya bahwa Keraton Surakarta yang dibawah Raja Susuhunan Amangkurat 2 yang wilayah Kerajaannya sampai di daerah kita.Tanah daratan pada waktu itu masih ditumbuhi pohon dan rumput semak belukar sehingga manusia makannya bermacam macam buah buahan dan tanaman ubi ubian apa saja yang bisa dimakan.Maka munculah pemikiran dari sang Raja untuk menanam pohon kelapa yang bisa dimanfaatkan untuk bikin rumah dan buah kelapanya bisa dimanfaatkan untuk santan dan minyak buat campuran masakan,maka memanggil seorang punggawa kerajaan agar memerintahkan rakyatnya sepanjang pantai selatan dari Kraton Surakarta Sampai ke wilayah Kadipaten Adireja. Yang pada waktu itu dibatasi dengan musim tanan yang terbatas ( menjelang musim penghujan ). .      Sang utusan kerajaan dalam rangka pengadaan perintah ke rakyatnya memakan waktu yang terlalu lama sehingga sampainya ke daerah Kadipaten Adireja sudah mepet waktu penghujan. Karena diperkirakan waktu yang mepe...

Asal Usul Kuta Salatiga

Biyen, Semarang iku kalebu wilayahe Kasultanan Demak. Daerah iki dikuasai dening Bupati kang jenenge Ki Ageng Pandanaran. Ki Ageng Pandanaran iku Bupati kang ditaati rakyate. Ki Ageng uga wibawa, lan kaya raya.    Nanging, suwe-suwe hartane Ki Ageng digunakake nggo awake dhewe lan ora medulikna rakyate. Sunan Kalijaga sing nasehati Sultan Demak duwe maksud ngingetaken sang Bupati. Nganggo sandang sing bedah, beliau nyamar dadi tukang adol suket. Beliau nawaraken dagangane meng ki Ageng. Ki Ageng arep tuku suket kuwe, asal didol murah, ning Sunan Kalijaga ra gelem.    Sidane, ki Ageng nesu lan ngusir Sunan Kalijaga. Sakdurunge lunga, Sunan Kalijaga ngendika, bahwa kae isa nunjukaken cara ben ulih harta kang gampang, terus Sunan Kalijaga nyilih pacul lan macul nang ngarepe ki Ageng. Terus kaget ndelengna emas sendas kebo. Ki Ageng terus nggatekaken tukang adol suket kuwe kanthi saksama. Sakwise ngerti sing sebenere ki Ageng kaget. Terus njaluk ngapura, beliau sedia...

Telaga Warna

Ana salah sawijining penduduk Wonosobo kang paham anane legenda kang bisa dipercaya penduduk ing kutha Dieng, nuturna yen “Dieng asale saka bahasa Jawa yaiku dhi kang artine gunung lan nyang sing artine para dewa-dewi. Dadi Dieng yaiku gunung papan panggonane para dewa-dewi. Saliyane iku uga ana akeh candi peninggalan agama Hindu antarane ana candi Arjuna, candi Srikandi, candi Puntadewa, candi Sembadra, lan candi Semar. Saka hasil penelitian ahli sejarah kelompok candi Arjuna dibangun kira-kira pas pertengahan abad ke-8. Ora adoh saka kawasan candi Arjuna uga ana telaga warna lan kawah Sikidang. Miturut cerita telaga sing katon warnane ijo, biru, lan bening amarga kena sorot sumunare srengenge yaiku telaga sing digawe pangeran calon mantu kanggo sang ratu. Rikala kuwi ana loro calon pangeran sing arep diangkat dadi mantune. Mula dibuka sayembara kanggo syarat supaya salah sijine bisa oleh sang ratu, syarate yaiku adu cepet nggawe telaga. Salah siji pangeran bakal dadi pemenange...